Oleh : Abul Harits as-Salafy
Keseriusan pemerintah Inggris untuk menghancurkan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab yang menyeru manusia untuk kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah ini semakin nampak. Ini terbukti dengan biaya dan tenaga yang sangat besar yang telah keluarkan dalam menghentikan dakwah yang mubarakah ini. Salah satu bukti kuatnya adalah ketika Ibrahim Baasya dari Mesir, berhasil menghancurkan kota Dar�iyyah di Riyadh, tempat Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan raja Abdullah bin Su�ud bin Abdul Aziz.
Pemerintah Inggris mengutus George Forster Sadleer yang menjabat sebagai ketua Agen Inggris yang berkedudukan di India untuk melakukan perjalanan panjang dan melelahkan menuju ke Riyadh dengan tujuan memastikan bahwa Dar�iyyah benar-benar sudah hancur sekaligus memberikan ucapan selamat dan penghargaan kepada Ibrahim Baasya. Setelah melalui perjalanan yang melelahkan akhirnya rombongan Sadleer ini bertemu dengan Ibrahim Baasya pada tanggal 13 Agustus 1819 M di tempat yang bernama Bi�ir Ali di dekat kota Madinah.�
Dari data-data diatas jelaslah kedengkian Hizbut Tahrir terhadap dakwah tauhid yang dilakukan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, dan tidak terbatas pada beliau saja, tetapi Hizb ini membenci semua ulama� yang mendakwahkan tauhid. Dibawah ini penulis akan menghadirkan beberapa tuduhan bathil Hizbut Tahrir terhadap para ulama� salaf.
Agar pembaca dapat mengetahui dan membandingkan antara tuduhan Hizbut Tahrir dan fakta yang ada, maka penulis disini sengaja menghadirkan sejarah singkat syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab.
Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Abdul Wahhab bin Sulaiman Attamimi, beliau lahir di sebuah rumah yang terkenal yang penuh dengan ilmu di kota Uyainah tahun 1115 H/ 1703 M. kakek beliau Sulaiman bin Ali bin Musyrif adalah seorang ulama� yang terkenal pada zamannya, beliau adalah orang yang dijadikan rujukan para ulama� pada zamannya. Beliau menulis sebuah kitab yang sangat terkenal dalam masalah Manasik Haji. Begitu juga pamannya syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, juga seorang ulama� ahli fiqih, ayah syaikh Abdul Wahhab bin Sulaiman seorang Hakim yang juga Ahli fiqh.
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab adalah seorang yang cerdas, hafal Al-Qur�an sebelum usia 10 tahun. Belajar Fiqih Hambali pada ayahnya. Syaikh Abdul Wahhab kagum dengan kecerdasan anaknya dalam menerima pelajaran.
Di samping itu Syaikh Muhammad juga belajar dari beberapa guru di berbagai daerah, sampai ke Madinah. Setelah memahami ilmu tauhid dari Al-Qur�an dan Sunnah, beliau melihat di kotanya Najd banyak terjadi kesyirikan, khurafat, dan bid�ah yang merajalela. Beliau menyaksikan para wanita yang belum menikah pergi ke pohon-pohon kurma yang dikeramatkan dan bertawassul (meminta) kepada pohon-pohon kurma itu agar mereka diberikan jodohnya pada tahun ini. Di Hijaz beliau melihat orang-orang mengkeramatkan kuburan para sahabat dan ahlul bait, dan di kota suci Madinah Al-Munawwaroh yang dulu merupakan pusatnya tauhid, beliau menyaksikan bagaiman manusia beristigosah dan berdoa kepada kepada Rasulullah, yang mana hal itu menyelisihi Al-Qur�an dan Sunnah seperti yang difirmankan Allah dalam surat Yunus :
ولا تدع من دون الله مالا ينفعك ولا يضرك، فإن فعلت فإنك إذا من الظالمين.
�Janganlah kalian menyeru kepada selain Allah yang tidak mampu memberi kalian manfaat tidak pula memberikana bahaya. Jika kalian melakukannya maka sesungguhnya kalian adalah termasuk orang-orang yang zhalim.�
Dan hadits Rasulullah :
إذا سألت فسأل الله، وإذا استعنت فاستعن بالله
�Jika kamu meminta maka memintalah hanya kepada Allah dan jika kamu memohon pertolongan maka mohonlah kepada Allah.�
Menyaksikan semua kemungkaran itu, beliau bangkit dan segera memulai dawah beliau dengan memurnikan keta�atan kepada Allah, memurnikan tauhid masyarakat Arab yang tercampur dengan Syirik, khurafat, dan bid�ah. Beliau seakan-akan membawa agama baru bagi masyarakat Arab pada waktu yang tengah tenggelam dengan kesyirikan, bid�ah dan khurafat.
Mulailah terjadi perlawanan dari kelompok-kelompok sesat yang merasa dirugikan dengan adanya dakwah Syaikh ini, kemudian mereka mencoba mengadakan perlawanan baik fisik maupun pikiran. Fitnah dan tuduhan keji mulai di arahkan kepada beliau, dengan menyebut semua yang menyelesihi adat dan kebiasaan mereka disebut �Wahhabi� segala sesuatu yang konotasi jelek disebut �Wahhabi�, namun beliau tetap berdakwah kepada Allah, memperingatkan manusia dari bahaya yang mereka lakukan, berusaha mengumpulkan kalimat mereka diatas kebenaran, dan dalam satu kepemimpinan yang ditegakkan pada mereka perintah Allah, dan mereka berjihad dijalan Allah, maka beliau bersungguh-sungguh dalam melaksanakan hal ini, berdakwah kepada Allah, berhubungan dengan para pemimpin, menulis kitab-kitab tentang tauhid/perintah untuk meng-Esakan Allah, dan melaksanakan syariat, serta meninggalkan kesyirikan.
Beliau senantiasa bersabar atas yang demikian itu, mengharapkan pahala dari Allah. Sesudah beliau mempelajari dan memperdalam agama dari para ulama di negeri itu dan selainnya, beliau berusaha bersungguh-sungguh dalam berdakwah kepada Allah dan berjihad di jalan-Nya, mempersatukan umat di kota Huraimala pada awalnya, lalu di Al Uyainah, lalu berpindah – sesudah beberapa perkara – ke Dar’iyyah, dan Muhammad bin Su�ud membaiatnya untuk berjihad di jalan Allah, untuk menegakkan perintah Allah maka mereka semua adalah orang-orang yang benar dalam hal ini, saling tolong-menolong, maka merekapun berjihad hingga Allah memberi kemenangan dan menguatkan mereka. Meka merekapun menyiarkan tauhid, mengajak manusia kepada kebenaran dan petunjuk dan menerapkan syariat Allah terhadap hamba-hambaNya.
Disebabkan kejujuran dan �isti�anah� (meminta pertolongan) kepada Allah, dan karena tujuan yang benar Allah menolong dan menguatkan mereka. Dan cerita tentang mereka itu sudah tidak asing lagi bagi mereka yang memiliki pengetahuan meski sedikit.
Setelah Muhammad bin Su�ud, kemudian datanglah Raja Abdul Aziz (sesudah masa yang penuh dengan kekacauan dan perpecahan), beliau bersungguh-sungguh dalam memperbaiki keadaan umat ini sambil memohon pertolongan kepada Allah, kemudian meminta bantuan para ulama, maka Allah pun menolong dan menguatkannya, serta mempersatukan kalimat kaum muslimin Jazirah ini. Di atas Syariat dan di jalan-Nya, sehingga tegak dan bersatu jazirah ini dari penjuru utara hingga selatan, timur hingga barat di atas kebenaran dan petunjuk, dengan sebab kejujuran, jihad, dan menegakkan kalimat Allah.
Dalam menyingkapi fitnah terhadap Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, dan agar pembaca bisa menilai dengan adil, maka marilah sejenak kita simak perkataan Syaikh Muqbil bin Hadi -rahimahullah-:
�Maka jika kita melihat ketika diutusnya Nabi kita Muhammad r dan melihat perbuatan (jahat) orang-orang kafir dan musuh-musuh Islam kepada Nabi kita Muhammad r, lalu kita menyaksikan akhir kesudahan yang baik itu adalah bagi orang bertakwa. Dan demikianlah sesudah Nabi kita Muhammad r hingga zaman kita ini yang dianggap sebagai zaman fitnah, fitnah yang bermacam-macam yang tidak akan mengetahui banyaknya fitnah itu melainkan Allah U.
Dalam zaman ini yang tercampur padanya kesyirikan dan hal-hal jelek bagi kaum muslimin, terdapat kebangkitan yang diberkahi yang mana keutamaan dan karunia ini adalah karena Allah. Dia-lah yang memberkahi, menumbuhkan dan menunjuki jalannya. Lalu musuh-musuh Islam bermaksud menjauhkan manusia dari kebangkitan yang diberkahi ini dengan memberikan bermacam-macam julukan dan nama untuk memalingkan kaum muslimin dari kebangkitan yang diberkahi ini, dan kesadaran yang diberkahi.
Dan kami berbicara �insya Allah- tentang satu julukan, walaupun (segala puji bagi Allah) banyak saudara-saudara kita tidak mengetahui tentang hal ini. Akan tetapi ini termasuk dari (melaksanakan) bab : “Hendaknya seorang yang tahu menyampaikan kepada orang yang tidak tahu”. Karena sesungguhnya Nabi r bersabda :
ليبلغ الشاهد الغائب
“Hendaknya orang yang hadir menyampaikan kepada orang yang tidak hadir”.
Dan beliau r bersabda :
نضر الله امرأ سمع مقالتي فوعاها وحفظها وبلغها
“Semoga Allah memperindah yang mendengar perkataanku, lalu menyapa, menghafal dan menyampaikannya”
Itulah kata buruk yang disebarkan oleh orang-orang komunis, pengikut partai ba’ats, pengikut pemahaman Jamal Abdul Nasir, orang-orang Syi’ah, orang-orang Sufi ahli bid’ah, mereka menyebarkannya dilingkungan masyarakat kita untuk menghalangi manusia dari sunnah Rasulullah, kata-kata itu adalah kata “Wahabiyyah”, maka barangsiapa berpegang teguh dengan sunnah Rasulullah, mereka menjauhkan manusia darinya dan memberikan julukan itu agar manusia lari darinya.
Dan sepatutnya diketahui, bahwasannya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab � رحمه الله- adalah termasuk ulama yang hidup pada abad ke-12 Hijriyah, beliau seorang ulama yang bisa benar dan bisa salah, kalaulah kita orang-orang yang buat “Taklid” (mengikuti tanpa dasar) tentulah kita akan “Taklid” kepada ulama Yaman kita yaitu Muhammad bin Ismail Al-Amiir Ash-Shan’ani �beliau hidup sezaman dengan syaikh Muhammad bin Abdul Wahab-, dan beliau lebih alim daripada syaikh Muhammad bin Abdul Wahab, akan tetapi syaikh Muhammad bin Wahab dakwahnya diberi kekuatan oleh Allah dengan kekuasaan dan tersebarlah ilmunya. Dan Muhammad bin Ismail Al-Amiir yang hasil karya beliau (karangan-karangannya) memenuhi dunia. Kaum muslimin mendapat manfaat dari kitab-kitabnya, walaupun orang-orang Yaman menghancurkan beliau dan mereka berkehendak mengusirnya dari negeri Shan’a (Yaman)
Itulah kata (Wahabiyyah) yang dengannya manusia dijauhkan dan dihalangi dengannya dari sunnah Rasulullah, wajib bagi kalian untuk berhati-hati dari perkaranya dan kalian hendaknya melihat apa maknanya.
Kata itu (Wahabiyyah) adalah dinisbatkan kepada seorang ulama dan bukanlah dinisbatkan kepada “Marx” dan bukan pula dinisbatkan kepada “Lenin” dan bukan pula dinisbatkan kepada “Amerika” dan bukan pula dinisbatkan kepada “Rusia” dan bukan juga dinisbatkan kepada “Para pemimpin musuh-musuh Islam” dan kami tidak memperbolehkan seorang muslim untuk menisbatkan dirinya kecuali kepada Islam dan kepada Nabi kita Muhammad r.
Sepatutnya kalian berhati-hati dan tidak terburu-buru dalam masalah ini. Nabi Sulaiman u ketika burung Hud-hud mengabarinya apa yang dilakukan oleh Ratu Saba’ dan kaumnya :
ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُخْزِيهِمْ وَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنْتُمْ تُشَاقُّونَ فِيهِمْ قَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ إِنَّ الْخِزْيَ الْيَوْمَ وَالسُّوءَ عَلَى الْكَافِرِينَ(27)
�Kemudian Allah menghinakan mereka di hari kiamat, dan berfirman: “Di manakah sekutu-sekutu-Ku itu (yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang-orang mu’min)?” Berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu): “Sesungguhnya kehinaan dan azab hari ini ditimpakan atas orang-orang yang kafir”. (An-Nahl 27)
Dan Allah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ(6)
�Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.� (Al-Hujurat 6)
Kami berbicara tentang hal ini bukanlah lantaran Ahli Sunnah dan Ahli Agama di “Dammaj” (tempat Syaikh Muqbil bermukim) karena sesungguhnya dakwah mereka (Segala Puji bagi Allah) diterima oleh penduduk Yaman, akan tetapi permasalahannya adalah propaganda ini telah melanda negeri Saudi Arabia, Mesir, Sudan, Syam, Iraq dan seluruh negeri-negeri Islam. Barangsiapa berpegang teguh kepada Agama, mereka berkata : “Itu adalah Wahabi”.
Dan Allah berfirman dalam kitab-Nya :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تُحِلُّوا شَعَائِرَ اللَّهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَائِدَ وَلَا ءَامِّينَ الْبَيْتَ الْحَرَامَ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنْ رَبِّهِمْ وَرِضْوَانًا وَإِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوا وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ أَنْ صَدُّوكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ أَنْ تَعْتَدُوا وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ(2)
�Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi`ar-syi`ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari karunia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian (mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.� (Al-Maidah2)
Dan Nabi Muhammad r bersabda sebagaimana dalam shahih muslim,
“Orang muslim adalah saudara muslim lainnya. Ia tidak akan mendhaliminya, menghinakannya dan tidak meremehkannya. Ketakwaan itu adalah disini (beliau menunjuk)�
Kami memperingatkan tentang propaganda ini, karena rasa kasih sayang kepada saudara-saudara mereka secara umum dari berburuk sangka kepada saudara-saudara kita para dai yang menyeru ke jalan Allah �Azza wajalla� dan hendaknya mereka tidak mengganggu saudara-saudara mereka para dai di jalan Allah, karena Allah berfirman dalam Al Qur�an :
وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا(58)
�Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mu�min dan mu�minat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata.� (Al Ahzab : 58)
Dan Perkaranya adalah sebagaimana pepatah :
�Lempar Batu Sembunyi Tangan�
Perkaranya (adalah sebagaimana telah dikatakan) bahwasanya komunis, pengikut partai ba�ats, ……….berbeda dengan ahli sunnah wal jama�ah dan para dai yang menyeru kepada Allah, dan Allah berfirman :
وَمَنْ يَكْسِبْ خَطِيئَةً أَوْ إِثْمًا ثُمَّ يَرْمِ بِهِ بَرِيئًا فَقَدِ احْتَمَلَ بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا(112)
�Dan barangsiapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian di tuduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, maka sesungguhnya i a telah berbuat suatu kebohongan yang nyata.� (An Nisa : 112)
Dan aku katakan kepada saudara-saudara para da�i yang menyeru kepada Allah di seluruh negeri Islam : Hendaknya mereka bersungguh-sungguh menyingsingkan lengan (dalam berdakwah), dan hendaknya mengharapkan wajah Allah (dalam berdakwah), bukan lantaran ingin mendapatkan kursi, kedudukan, dan bukan pula lantaran ingin mendapatkan sedikit kehidupan dunia, sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal kecuali jika amal itu didasari keikhlasan untuk mengharapkan wajah Allah, berdakwah kepada Allah lebih tinggi nilainya daripada kursi, kedudukan dan sedikit kehidupan dunia ini.
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ(33)
�Dan siapakah yang lebih baik perkaataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shalih dan berkata : �Sesungguhnya aku termasuk orang yang berserah diri.� (Fushilat :33)
Ya, Allah berfirman :
وَلَا تَهِنُوا فِي ابْتِغَاءِ الْقَوْمِ إِنْ تَكُونُوا تَأْلَمُونَ فَإِنَّهُمْ يَأْلَمُونَ كَمَا تَأْلَمُونَ وَتَرْجُونَ مِنَ اللَّهِ مَا لَا يَرْجُونَ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيمًا حَكِيمًا(104)
�Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.� (An Nisa :104)
Kalian mempunyai Al Qur�an dan sunnah Rasulullah r, sedangkan musuh-musuh kalian dari kalangan kaum komunis, pengikut partai ba�ats, pengikut pemahaman Nasirin, syi�ah, Sufiyyah, propaganda mereka dibangun diatas kedustaan, kebohongan, pengkhianatan. Sedangkan para dai yang menyeru kepada Allah tidak ada yang menolong mereka melainkan Allah, dan cukuplah Allah sebagai penolong. Dan Allah berfirman dalam Al Qur�an untuk mengokohkan hamba-hamba-Nya yang beriman :
وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ(139)إِنْ يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ الْقَوْمَ قَرْحٌ مِثْلُهُ وَتِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ وَلِيَعْلَمَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَيَتَّخِذَ مِنْكُمْ شُهَدَاءَ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ(140)
�Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim,� (Ali Imran : 139-140)
Dan Allah juga berfirman :
فَلَا تَهِنُوا وَتَدْعُوا إِلَى السَّلْمِ وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ وَاللَّهُ مَعَكُمْ وَلَنْ يَتِرَكُمْ أَعْمَالَكُمْ(35)
�Janganlah kamu lemah dan minta damai padahal kamulah yang di atas dan Allah (pun) beserta kamu dan Dia sekali-kali tidak akan mengurangi (pahala) amal-amalmu.� (Muhammad : 35)
Akan tetapi sepatutnya dakwah itu bukanlah dakwah untuk pemberontakan dan penggulingan, karen dakwah seperti ini lebih banyak kerusakandaripada kebaikannya, dakwah itu adalah mengajak kaum muslimin kembali kepada Al Qur�an dan sunah nabi mereka Muhammad Rasulullah r.
Allah berfirman :
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا(81)
“Dan katakanlah: �Yang benar telah datang dan yang bathil telah lenyap�. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap.” (Al Isra : 81)
Dalam ayat yang diberkahi ini terdapat berita gembira dari Allah bahwasanya kebatilan tidak akan mampu berdiri kokoh didepan kebenaran, dan Allah berfirman :
أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَسَالَتْ أَوْدِيَةٌ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَابِيًا وَمِمَّا يُوقِدُونَ عَلَيْهِ فِي النَّارِ ابْتِغَاءَ حِلْيَةٍ أَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِثْلُهُ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ فَأَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاءً وَأَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِي الْأَرْضِ كَذَلِكَ يَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ(17)
�Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.� (Ar Ra�du : 17)
Maka kami memuji kepada Allah yang membangkitkan penduduk Yaman khususnya, dan juga penduduk Najd di Al Haramain, dan di Mesir, sungguh banyak diantara mereka menjadi orang-orang yang tidak terpengaruh dengan propaganda yang keji ini yang mana proopaganda ini ditujukan kepada seorang ulama yang dipuji oleh ulama Islam. Muhammad bin Ismail Al-Amir An-Shan�ani –rahimahullah– berkata tentang diri syaikh Muhammad bin Abdul Wahab :
لقد جاءت الأخبار عنه بأنه يعيد لنا الشرع الشريف بما يبدي
وينشر جهرا ماطوى كل جاهل ومبتدع منه فوافق ما عندي
ويعمر أركان الشريعة هادما مشاهد ضل الناس فيها عن الرشد
أعادوابها معنى سواع ومثله يغوث وود بئس ذلك من ود
وقد هتفوا عند الشدائد باسمها كما يهتف المضطر بالصمد الفرد
وكم طائف حول القبور مقبل ومستلم الأركان منهن بالأيدي
Telah datang kabar gembira (datangnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab)
Yang telah mengembalikan syari�at Islam
Beliau singkap kebodohan orang jahil dan mubtadi� maka beliau bersamaku
Beliau bangun kembali tiang-tiang agama dan menghancurkan kuburan-kuburan keramat yang membuat manusia sesat
Mereka membuat kembali berhala-berhala seperti suwa� yaghuts, wad dan ini sejelek-jeleknya
Dan mereka memohon kepada berhala-berhala itu dikala susah seperti seorang yang meminta Allah Yang Maha Esa
Berapa banyak orang yang thowaf dikuburan sambil mencium dan mengusap dinding-dinding kuburan dengan tangan-tangan mereka.
Maka wajib bagi para da�i yang menyeru kepada Allah untuk menetapkan kebenaran, dan sungguh kami telah mengatakan dalam beberapa pelajaran maupun khutbah bahwasannya propaganda itu adalah kedustaan untuk menyandarkan diri kita kepada syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, sesungguhnya kami tidak ridha untuk dinisbatkan melainkan kami hanya ridha kami dinisbatkan kepada Rasulullah r yang memberi syafa�at kami dan yang kami cintai, yang mana Allah mengeluarkan kami dengan perantaraan beliau r dari kegelapan kepada cahaya. Propaganda-propaganda itu akan hilang sebagaimana pernah dijuluki As-Shabi� artinya orang yang keluar dari agama nenek moyangnya dan berganti agama dengan agama lain. Adapun kita tidaklah keluar dari agama kita berganti dengan agama lainnya kita tidak mengkafirkan bapak-bapak kita, kakek-kakek kita, sebagaimana persangkaan mereka ! dan kita tidaklah mengkafirkan para wali dan tidaklah membenci ahlul bait (keluarga Nabi), dan kita telah membicarakan tentang keutamaan-keutamaan keluarga Nabi dalam beberapa ceramah. Dan kita tidak membenci orang-orang shalih dan kita tidak mengkafirkan masyarakat kita, dan kita tidak memperbolehkan untuk keluar dari ketaatan pemerintahan muslim, maka hendaknya orang yang menyaksikan hal ini menyampaikan kepada orang yang tidak hadir, dan sesudah ini propaganda itu akan lenyap dan akan menjadi sebab bagi tersebarnya sunnah Rasulullah r, Allah berfirman dalam Al-Qur�an :
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ(11)لَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنْفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَذَا إِفْكٌ مُبِينٌ (12)
“Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mu’minin dan mu’minat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: �Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.�” (An-Nur 11-12)
Jika kamu mendengarkan seseorang berkata : �Itu orang Wahabi�, maka ketahuilah bahwa ia termasuk dari salah seorang dari dua orang ini :
4 Mungkin ia seorang yang melakukan perbuatan keji.
4 Atau mungkin seorang yang bodoh tidak mengetahui hakekat ini.
Ini adalah kedustaan yang besar terhadap para da�i yang menyeru kepada Allah, Allah berfirman dalam Al-Qur�an:
إِنَّ الَّذِينَ جَاءُوا بِالْإِفْكِ عُصْبَةٌ مِنْكُمْ لَا تَحْسَبُوهُ شَرًّا لَكُمْ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَكُمْ لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ مَا اكْتَسَبَ مِنَ الْإِثْمِ وَالَّذِي تَوَلَّى كِبْرَهُ مِنْهُمْ لَهُ عَذَابٌ عَظِيمٌ(11)لَوْلَا إِذْ سَمِعْتُمُوهُ ظَنَّ الْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بِأَنْفُسِهِمْ خَيْرًا وَقَالُوا هَذَا إِفْكٌ مُبِينٌ(12)
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.” (An-Nur 19)
Allah telah menamai kita sejak zaman dahulu sebagai seorang muslim dan kita umat Muhammad r tidak meridhai Nabi Muhammad diganti, kami tidak meridhai untuk menisbatkan diri kami kepada Syafi�i atau Zaidi atau kepada Wahabi atau selain ini. Mereka itu semua adalah para ulama yang agung yang menganggap jahat orang yang menisbatkan dirinya kepada mereka.
Saya menasehatkan kepada setiap saudara seagama untuk membaca kitab beliau rahimahullahu yaitu Kitabut Tauhid niscaya kalian akan melihat ayat-ayat Al-Qur�an dan hadits-hadits Nabi. Kitab itu adalah kitab yang agung walaupun didalamnya ada hadits-hadits yang dha�if, namun tidaklah memberi mudharat.
Sungguh saya telah menerangkan dalam kitab �An-Nahju Asy-Syadidu� , lihatlah disana
�Janganlah kalian menjadi bunglon tapi hendaklah kalian mengatakan jika manusia berbuat baik maka kami akan berbuat baik, dan jika mereka berbuat dhalim maka kami akan berbuat dhalim, akan tetapi tanamkanlah dalam jiwa-jiwa kalian jika manusia berbuat baik kalian akan berbuat baik, dan jika mereka berbuat jahat maka janganlah kalian berbuat jahat.� Wallahumusta�an.�
Itulah pendapat Syaikh Muqbil terhadap orang-orang yang menisbatkan sesuatu yang jelek kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan memberinya julukan Wahabi. Seorang ulama� yang lain berkata :
�Pada masa lalu Imam Syafi�i dituduh sebagai seorang rafidhi (pengikut syi�ah rafidah), dan beliau (Imam Syafi�i) menjawab : �
إن كان رفضا حب آل محمد فليشهد الثقلان أني رافضي
Jika orang yang cinta kepada Muhammad itu disebut Rafidhah
Maka saksikanlah wahai manusia bahwa saya Rafidhi
إن كان تابع أحمد متوهبا فأنا المقر بأنني وهابي
Jika orang yang mengikuti Nabi Muhammad disebut Wahhabi
Maka saya mengikrarkan bahwa diri saya adalah seorang Wahhabi.
Footnote :
9. Abdul Aziz bin Baz, �Asbab dho�fil Muslimina amama aduwwihim wa wasail ilaj lidalika,� Majalah Adz-Dzakhirah Al-Islamiyyah, Surabaya, Edisi 10, 1425 H/2004.
November 3, 2008
Categories: Manhaj . . Author: abu ghonam . Comments: 10 Comments